Kisah Nabi Syuaib dalam Al-Qur’an dan Pelajarannya untuk Zaman Sekarang
Bayangkan sebuah kota makmur. Pasarnya ramai, perdagangan hidup, orang-orangnya seolah penuh gairah. Tapi di balik keramaian itu, ada sesuatu yang busuk: kecurangan dalam timbangan, manipulasi harga, penipuan yang dianggap lumrah. Seolah-olah keberhasilan bisa dibeli dengan menindas orang lain. Inilah gambaran kaum Madyan, tempat Nabi Syuaib alaihis salam diutus. Allah mengangkatnya sebagai rasul untuk meluruskan bangsa yang sedang tenggelam dalam praktik ekonomi yang curang. Mereka dikenal lihai berdagang, tapi sayang kejujuran tak lagi jadi mata uang utama. Syuaib pun berdiri, menyeru dengan suara yang penuh keyakinan: “ Dan Syu‘aib berkata: Wahai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan...” (QS. Hud: 84) Pesannya sederhana tapi menghantam jantung: jangan curangi timbangan. Jangan manipulasi. Jangan jadikan keuntungan sebagai Tuhan. Namun, reaksi kaumnya jauh dari lembut. Mereka mengejek: “ Hai Syuaib, apakah s...