Khaulah Binti Azwar




Oleh: Yuyun Asymiawati

Udah nonton film bid'ah ? di akhir cerita ada satu kalimat yang bikin banyak orang mikir: 'Biduri bukan Nusaibah, tapi Khaulah binti Al-Azwar.' Siapa sih nusaibah dan Khaulah ini? Kok bisa jadi pembanding yang begitu kuat? Yuk, kita kenalan sama sosok pejuang perempuan luar biasa ini—gak cuma tangguh di medan perang, tapi juga menginspirasi hingga sekarang.

Keberaniannya lebih sinematik dari film apapun. Seorang perempuan, bercadar, naik kuda, menyerbu musuh di tengah gurun. Namanya: Khaulah binti Azwar. Aku mau ngenalin dulu Khaulah yah .. next kenalan sama Nusaibah.


Kita hidup di zaman di mana perempuan dikira kuat kalau bisa multitasking: kerja dari pagi, masak sore, sambil ngurus anak, sambil ngasih quotes bijak di IG. Tapi Khaulah? Dia multitasking-nya beda level. Dia merawat pasukan yang terluka, dia ikut perang, dia nyelamatin kakaknya yang ditawan pasukan Romawi. Bukan drama, tapi sejarah.


Kisahnya bermula saat sang kakak, Dhirar bin Azwar, tertangkap oleh pasukan Romawi. Alih-alih menangis di pojokan atau nulis status galau, Khaulah malah turun langsung ke medan perang. Berjubah hitam. Berkuda. Bawa pedang.


Bayangin aja, kalau hari ini ada cewek pakai gamis hitam-hitam naik motor ngebut ke medan perang sendirian—itu belum ada setengahnya dari apa yang Khaulah lakukan waktu itu.


Pasukan Muslim awalnya ngira dia laki-laki karena cara bertarungnya brutal tapi cerdas. Tapi waktu cadarnya dibuka, semua prajurit terdiam. Perempuan? Serius? Bahkan Khalifah Umar bin Khattab sampe kagum, dan bilang, “Semangatmu seperti semangat seribu lelaki!”


Kalau laki-laki sekarang panik nyari powerbank pas HP lowbat, Khaulah waktu itu low hope, low friend, low backup, tapi tetap nyerbu tanpa mikir panjang. Karena buatnya, iman itu sudah cukup jadi sumber tenaga.


Khaulah ngajarin, kuat itu bukan soal otot, tapi niat. Bukan soal suara paling lantang, tapi sikap paling teguh.

Khaulah itu perempuan yang ngga minta kesetaraan, karena dia tahu dia udah punya kemuliaan. Nggak cari panggung, karena sejarah udah menyimpannya dalam tinta emas. 


Zaman berubah. Tapi nilai-nilai nggak harus ikut larut. Di dunia yang serba cepat dan penuh distraksi ini, kita butuh tokoh seperti Khaulah binti Azwar untuk jadi cermin. Bahwa perempuan bisa kok jadi luar biasa, tanpa kehilangan arah.


Dia bukan tokoh fiksi. Bukan dongeng yang dilembutkan. Dia nyata. Dan kehebatannya bukan karena kekuatan semata, tapi karena keimanan yang membara.


Jadi kalau hari ini kamu merasa kecil, ragu, atau sedang mempertanyakan jati dirimu sebagai perempuan… coba tengok ke belakang. Ada sosok bernama Khaulah. Perempuan yang tak bersuara keras, tapi gaungnya masih terdengar sampai sekarang.


"Terima kasih sudah membaca"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepasang Tangan yang Tidak Pernah Lelah: Kisah Cinta, Kejujuran, dan Pengorbanan Seorang Ibu

"Sayyidah Khadijah: Cinta, Keteguhan, dan Inspirasi untuk Perempuan Zaman Sekarang"

Tentang saya