Kisah Nabi Zakariya ‘alaihissalam adalah kisah nyata tentang doa, kesabaran, dan mukjizat dalam Al-Qur’an. Di usia senja, beliau terus memohon kepada Allah agar diberikan keturunan. Meskipun istrinya mandul dan tubuhnya sudah lemah, Nabi Zakariya tidak pernah putus asa. Inilah kisah luar biasa dari seorang nabi yang doanya dikabulkan setelah bertahun-tahun menunggu.Biografi Singkat Nabi Zakariya
Nabi Zakariya ‘alaihissalam adalah keturunan dari Nabi Sulaiman bin Dawud, dan berasal dari Bani Israil. Beliau tinggal di Palestina dan menjadi penjaga serta pengurus Baitul Maqdis (rumah ibadah suci bagi umat Yahudi saat itu). Beliau diangkat menjadi nabi untuk membimbing kaum Bani Israil yang pada masa itu telah jauh dari ajaran para nabi, dan sering menyimpang dari hukum-hukum Allah.
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Zakariya adalah suami dari saudara perempuan Hannah, ibu Maryam. Artinya, ia adalah paman dari Maryam ‘alaihas salam. Ia dikenal sebagai lelaki yang lembut, penyabar, ahli ibadah, dan tekun berdakwah, meskipun hanya sedikit dari kaumnya yang mau mengikuti kebenaran.
Doa Seorang Ayah yang Lama Menanti
Nabi Zakariya telah menikah, namun hingga usia tua, beliau belum juga dikaruniai keturunan. Istrinya adalah seorang wanita yang disebut mandul (‘aqīm), sementara beliau sendiri telah lanjut usia dan tulangnya melemah.
Namun Nabi Zakariya tetap tidak berhenti berdoa. Ia terus memohon dengan keyakinan penuh.
"Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku."
(QS. Maryam: 4)
Tak ada keluhan. Hanya pengakuan. Tentang tubuh yang melemah dan usia yang menua, tapi juga tentang hati yang masih percaya.
Mukjizat dari Allah: Hadiah Seorang Anak
Dalam kesunyian ibadahnya, Allah akhirnya mengabulkan doa itu. Allah berfirman:
"Wahai Zakariya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang anak laki-laki bernama) Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia."
(QS. Maryam: 7)
Dan benar. Istrinya yang mandul tiba-tiba mengandung. Lahirlah Yahya, seorang anak yang kelak juga diangkat sebagai nabi, dengan kepribadian yang lembut, suci, dan berani membela kebenaran.
"Dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung anak."
(QS. Al-Anbiya: 90)
Tafsir al-Muyassar menjelaskan bahwa Zakariya dan istrinya diberi mukjizat berupa kemampuan biologis di usia yang menurut manusia sudah tidak mungkin memiliki anak. Tapi Allah tidak terikat oleh hukum-hukum dunia yang kita pahami.
Kesabaran: Warisan Paling Abadi dari Zakariya
Kesabaran Zakariya bukan hanya dalam menunggu keturunan. Ia juga sabar dalam berdakwah, dalam menghadapi penolakan umatnya, bahkan dalam menerima usia senja tanpa tanda-tanda jawaban dari do'a-do'anya.
Ia tak menyimpan kecewa, apalagi menyalahkan Tuhan. Ia justru semakin khusyuk, semakin merendah, semakin penuh harap.
Doanya bukan sekadar “aku ingin anak”, tapi:
"Berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang akan mewarisi aku dan mewarisi keluarga Ya'qub, dan jadikanlah dia, ya Rabbku, seorang yang diridhai."
(QS. Maryam: 5–6)
Yang diminta bukan sekadar keturunan, tapi anak saleh yang bisa mewarisi perjuangan dakwah.
Pelajaran Berharga dari Kisah Ini
1. Doa Tidak Ada Batas Waktunya.
Bahkan di usia tua, Zakariya tetap berdoa. Dan Allah tetap mengabulkan.
2. Mukjizat Akan Datang untuk Mereka yang Yakin.
Ketika semua sudah menyerah, Allah membuka jalan dari arah yang tak disangka.
3. Kesabaran adalah Bukti Keimanan.
Nabi Zakariya tidak memarahi Tuhan atas penantian panjangnya. Ia menjadikan waktu sebagai lahan untuk mendekat, bukan menjauh.
4. Minta yang Bermanfaat, Bukan Sekadar yang Dinikmati.
Zakariya meminta anak untuk melanjutkan dakwah, bukan hanya untuk pelipur lara. Doa yang disertai niat yang benar, akan dibalas dengan kebaikan yang melimpah.
Referensi Lengkap
1. Al-Qur’an
Surah Maryam (19): 2–15
Surah Ali Imran (3): 37–41
Surah Al-Anbiya (21): 89–90
2. Tafsir
Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir al-Muyassar
Tafsir as-Sa’di
3. Sumber Sejarah Islam
Qashash al-Anbiya karya Ibnu Katsir
Stories of the Prophets oleh Al-Imam Ibn Kathir (terjemahan versi bahasa Inggris)
Komentar
Posting Komentar