Postingan

Ibnu Khaldun: Filosof Muslim dan Teori Peradaban

Gambar
Ada orang-orang yang seakan dilahirkan terlalu cepat untuk zamannya. Mereka menulis, berpikir, dan melahirkan gagasan yang baru benar-benar dipahami ratusan tahun setelah wafatnya. Salah satunya adalah Ibnu Khaldun. Nama yang mungkin sering terdengar di buku pelajaran, tapi sesungguhnya ia lebih dari sekadar tokoh sejarah: ia adalah pemikir yang meninggalkan fondasi ilmu sosial, sosiologi, hingga filsafat sejarah yang masih terasa relevan hari ini. Ibnu Khaldun lahir di Tunis pada 27 Mei 1332 M, dari keluarga keturunan Arab-Andalusia yang terpandang. Nama lengkapnya panjang-Abd al-Rahman bin Muhammad bin Khaldun al-Hadrami-tapi dunia cukup mengenalnya dengan sebutan Ibnu Khaldun. Dari kecil ia sudah menguasai Al-Qur’an, hadis, fikih, bahasa Arab, hingga ilmu logika. Tidak berhenti di sana, ia juga mendalami matematika, astronomi, filsafat, bahkan politik. Singkatnya, ia adalah polymath sejati. Namun, yang membuat Ibnu Khaldun berbeda bukan hanya kecerdasannya, melainkan car...

Kota Sodom dan Kota Pompei: sejarah Berulangnya Azab Dalam Maksiat

Gambar
Di sebuah lembah subur di kaki Gunung Vesuvius, sejarah pernah menuliskan sebuah kota bernama Pompei. Kota itu bukan sekadar hamparan bangunan megah dan pasar yang sibuk, ia adalah panggung megah dari sebuah peradaban yang percaya bahwa hidup tak butuh batas. Di sana, syahwat bersalin rupa menjadi seni, dan dosa dijajakan laksana buah segar di pasar terbuka. Pada malam-malamnya, nyanyian mabuk terdengar lebih lantang daripada doa. Pagi-paginya, patung-patung dewa bercumbu dengan bayang-bayang yang lelah menunggu azab. Pompei, pada masanya, adalah Roma kecil yang congkak. Mereka tak sekadar membangun kota; mereka membangun keyakinan bahwa dunia bisa bertahan tanpa langit. Tapi sebagaimana daun yang tampak hijau sebelum luruh, Pompei pun menyimpan keretakan yang tak kasat mata: keretakan moral, keretakan iman, dan keretakan pada fitrah manusia. Tanggal 24 Agustus tahun 79 Masehi, tepat ketika matahari belum sempat merangkai senja, Gunung Vesuvius meletus. Bukan sekadar letusan, tapi sepe...

Kisah Nabi Zakariya: Doa, Kesabaran, dan Mukjizat Anak di Usia Senja

Gambar
  Kisah Nabi Zakariya ‘alaihissalam adalah kisah nyata tentang doa, kesabaran, dan mukjizat dalam Al-Qur’an. Di usia senja, beliau terus memohon kepada Allah agar diberikan keturunan. Meskipun istrinya mandul dan tubuhnya sudah lemah, Nabi Zakariya tidak pernah putus asa. Inilah kisah luar biasa dari seorang nabi yang doanya dikabulkan setelah bertahun-tahun menunggu. Biografi Singkat Nabi Zakariya Nabi Zakariya ‘alaihissalam adalah keturunan dari Nabi Sulaiman bin Dawud, dan berasal dari Bani Israil. Beliau tinggal di Palestina dan menjadi penjaga serta pengurus Baitul Maqdis (rumah ibadah suci bagi umat Yahudi saat itu). Beliau diangkat menjadi nabi untuk membimbing kaum Bani Israil yang pada masa itu telah jauh dari ajaran para nabi, dan sering menyimpang dari hukum-hukum Allah. Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Zakariya adalah suami dari saudara perempuan Hannah, ibu Maryam. Artinya, ia adalah paman dari Maryam ‘alaihas salam. Ia dikenal sebagai lelaki yang lembut, peny...

Fatimah binti Muhammad: Putri Nabi dan Wanita Terbaik di Dunia

Gambar
   Penulis: Yuyun Asymiawati Banyak perempuan hari ini mencari panutan, sosok yang kuat tapi tetap lembut, tangguh tapi tetap bersahaja. Di antara nama-nama besar dalam sejarah, Fatimah binti Muhammad berdiri tegak sebagai simbol kesalehan, kesetiaan, dan kemuliaan yang tak lekang oleh zaman. Ia bukan hanya sekadar anak dari Nabi besar, tapi juga seorang wanita luar biasa yang pantas dijadikan teladan, tak hanya bagi perempuan, tapi juga bagi siapa pun yang ingin menapaki jalan kebenaran. 1. Biografi Fatimah binti Muhammad Fatimah binti Muhammad adalah putri bungsu Rasulullah ﷺ dari istri pertama beliau, Khadijah binti Khuwailid. Ia lahir di Makkah sekitar lima tahun sebelum kenabian, atau sekitar tahun 605 M. Nama lengkapnya adalah Fatimah az-Zahra , yang berarti "Fatimah sang Bercahaya". Ia dikenal sebagai anak yang sangat dekat dengan ayahnya, penuh kasih sayang, dan memiliki kepribadian yang kuat serta akhlak yang luhur. Fatimah tumbuh dalam rumah yang penuh berkah. Ayahn...

Palestina dan Persia: Sejarah Bukan Nostalgia Tapi Kompas

Gambar
  Kita hidup di zaman paling semangat buat komen dan repost apa pun yang viral. Tapi paling malas ngulik sejarah sendiri. Kita hafal trending topik hari ini, tapi lupa kalau Gaza dulu tempat para sahabat sujud dan berjuang. Kita kenal Iran dari berita politik, tapi tidak banyak yang tahu kalau Persia dulu justru ikut membesarkan peradaban Islam. Hari ini, Palestina dihantam senjata. Iran dihantam stigma. Dan kita? Hanya menonton dari layar, dan tentunya bantu dengan do'a.  Tahun 637 Masehi, Umar bin Khattab datang ke Yerusalem. Tapi bukan sebagai penakluk sombong, melainkan sebagai pemimpin sederhana. Ia datang tanpa kuda perang, tanpa mahkota emas, hanya dengan baju debu dan sepasang sandal. Bahkan, pemimpin Romawi di sana menyambutnya dengan hormat, karena tahu bahwa Umar datang membawa keadilan, bukan penjajahan. Masjid Al-Aqsha menjadi saksi, bukan darah yang mengalir, tapi air mata rindu para sahabat yang akhirnya bisa sujud di tanah para nabi. Tapi hari ini, Al-Aqsha dis...

Khaulah Binti Azwar

Gambar
Oleh: Yuyun Asymiawati Udah nonton film bid'ah ? di akhir cerita ada satu kalimat yang bikin banyak orang mikir: 'Biduri bukan Nusaibah, tapi Khaulah binti Al-Azwar.' Siapa sih nusaibah dan Khaulah ini? Kok bisa jadi pembanding yang begitu kuat? Yuk, kita kenalan sama sosok pejuang perempuan luar biasa ini—gak cuma tangguh di medan perang, tapi juga menginspirasi hingga sekarang. Keberaniannya lebih sinematik dari film apapun. Seorang perempuan, bercadar, naik kuda, menyerbu musuh di tengah gurun. Namanya: Khaulah binti Azwar. Aku mau ngenalin dulu Khaulah yah .. next kenalan sama Nusaibah. Kita hidup di zaman di mana perempuan dikira kuat kalau bisa multitasking: kerja dari pagi, masak sore, sambil ngurus anak, sambil ngasih quotes bijak di IG. Tapi Khaulah? Dia multitasking-nya beda level. Dia merawat pasukan yang terluka, dia ikut perang, dia nyelamatin kakaknya yang ditawan pasukan Romawi. Bukan drama, tapi sejarah. Kisahnya bermula saat sang kakak, Dhirar bin Azwar, te...

Sayyiddah Aisyah dan Kita: Dari Jejak Sejarah Menuju Jalan Cahaya

Gambar
  Oleh Yuyun Asymiawati   Cerdas, Tangguh, dan Penuh Cinta   Jika sejarah adalah taman bunga, maka Sayyidah Aisyah RA adalah salah satu bunga terindah yang mekar dengan wangi ilmu, keberanian, dan kasih sayang. Ia bukan hanya istri Nabi Muhammad SAW, tapi juga murid, guru, dan pemimpin pemikiran di masanya. Namanya harum bukan karena gelar atau pangkat, tapi karena kualitas dirinya yang luar biasa. Bayangkan seorang perempuan muda, yang tumbuh di tengah masyarakat Arab yang kala itu masih menyempitkan ruang gerak perempuan. Namun Aisyah justru muncul sebagai cahaya terang di tengah kegelapan tradisi yang meminggirkan. Ia menolak menjadi sekadar “figuran” dalam sejarah. Ia menulis babnya sendiri—dengan tinta keilmuan, ketegasan, dan kelembutan hati. Aisyah RA: Kecerdasan yang Menginspirasi Aisyah dikenal sebagai sosok yang sangat cerdas. Ia menghafal hadits Nabi, menguasai ilmu fikih, tafsir, bahkan kedokteran dan puisi. Lebih dari 2000 hadits diriwayatkan melalui lisan...